Mengistiqomahkan Bacaan

  Penulis : Nova Alfian Hariyanto

       Menerapkan sistem pendidikan dengan membaca sering dilakukan sebagaimana pendidikan terdahulu yang diajarkan. Konsep sederhana merupakan bagian penting dalam dinamika, karena sistem yang mengadopsi tidak akan berkesinambungan. Mencari bakat didalam diri lebih efektif sehingga perluasan ilmu akan segera terbuka. Sesuatu yang diprogramkan itu entah positif atau negatif, ketidakpastian dalam menjalankan, ketumpangtindihan, ketidakrancuan, kemangkrakan, dan ketidaktoleransian. Melakukan kajian mengenai hal tersebut juga diperlukan.

            Bacaan digital sekarang ini diambil karena atas dasar ketergantungan terhadap teknologi. Sistem bacaan banyak digunakan bukan sekedar membaca buku. Dikotomi ini sangat meruncingkan sudut pandang karena bacaan yang dimaksud adalah membaca buku saja. Membaca itu luas sehingga mari dipikirkan, dijelajahi bagaimana makna membaca yang mendekati kebenaran. Rumpunan membaca buku itu merupakan salah satu bentuk dalam hal membaca.

            Buku sekarang menjadi hal yang relatif. Buku motivasi terjual laris dipasaran karena mayoritas kebutuhan akan motivasi meningkat. Jadi solusi mengenai motivasi bukan selalu membaca buku akan tetapi menjadikan diri sendiri sebagai motivasi. Rentang dengan pengaruh kekuasaan, politik, sosial budaya dan sudut pandang. Berdaulatlah untuk melakukan kajian, dan harus selesai dengan motivasi diri sendiri. Lakukan dulu untuk mencapai titik keseimbangan antara hati dan pikiran. Nuansa yang terjadi tidak bisa kita atur sehingga mempersiapkan dapat dilakukan, mencegah dapat didapatkan dan menanggulangi merupakan cara terakhir menyelesaikan.

            Perpustakaan yakni kita kembali dalam dinamika dahulu. Mempelajari sejarah perpustakaan dan nuansanya perlu dikaji sebelum menuliskan berbagai argumen, karena bentuk argumen itu ada yang merubah untuk memudahkan, memotivasi dan lain sebagainya. Tapi lihat dulu sudut pandang, dasar dan logika, apakah adsopsi atau mencari dari diri sendiri. Perpustakaan didesain dengan konsep terdahulu atau modern itu merupakan upaya untuk memotivasi. Pengupayaan itu selaras dengan jumlah buku, pelayanan, dan sistemarika yang sedemikian rupa.

            Perpustakaan merupakan objek, pembaca merupakan objek. Dalam sistem ini yang perlu diperbarui, dimotivasi, dirubah bukanlah sistem, konsep, tatanan mengenai perpustakaan. Yang seharusnya diperbaiki adalah niat, istiqomah, tlaten, ulet seseorang yang menjadi subjek. Seringkali kita melihat bahwa perbaikan, perbuahan hanya pada ojek bukan subjek. Perubahan mengenai subjek itu diharuskan dengan berbagai cara salah satunya ketergantungan dengan buku yang dicetak, sehingga mau tidak mau akan terdapat keseimbangan dalam menggunakan buku cetak. Rasa memiliki akan tumbuh tersendiri. Pelaksanaan mengenai hal tersebut dapat didiskusikan lebih lanjut dengan berbagai dasar.Sistem adopsi yang diterapkan di negara kita bukan sistem terbaik karena masyarakat Indonesia memiliki sistem sendiri.

          Baca Juga : 

                Dilalap Keadaan

                Kesemrawutan Tatanan

                Merawat Indonesia Dalam Keheningan Suara

Comments