Penulis : Nova Alfian Hariyanto
Menerangkan adalah upaya untuk memperjelas suatu persemasalahan, persoalan, dan dinamika kehidupan untuk mendapatkan solusi yang terbaik serta diridhai Allah swt. Menggunjang berbagai media permasalahan ini menjadi sebuah bentuk identitas yang perlu dijelaskan dalam berbagai pihak terkait. Sudut pandang satu dengan yang lain adalah bentuk kewajaran dan hal yang lumrah.
Sayangnya semua tidak diselesaikan
dengan baik. Upaya dari pihak yang terlibat saling menjaga keegoisan masing –
masing karena bentuk keinginan berlain pihak. Pengulasan mengenai materi
tersebut memiliki pengaruh yang tak dapat bersikap netral sehinga mendapatkan
perbandingan 1 : 1. Faktor yang mempengaruhi dalam penulisan ini sangatlah
banyak dan didukung kurangnya keilmiahan dalam menyampaikan pendapat. Sehingga
hanya menggunakan bahasa yang lugas dan umum tanpa harus mengandung banyak
kosakata berarti luas. Pertanyaan akan terdapat didalam bentuk dinamika
penulisan beserta beberapa hal untuk didiskusikan oleh pihak terkait.
Birokrat kampus mempunyai visi misi
dan tujuan yang lengkap sehingga sudah dipaparkan dalam rencana anggaran
pendapatan dan pengeluaran biaya kampus untuk setahun bahkan selama lima tahun
kedepan. Pendapatan dari biaya subsidi pemerintah, orang tua sebagai wali
mahasiswa, sponsorship atau bahkan infaq atau dana hibah tidak lebih banyak
yang digunakan untuk keperluan kampus. Pembangunan untuk pendidikan diharuskan
untuk meningkatkan standart pendidikan yang dinilai harus lebih maju seperti
orang barat. Pembiayaan ukt ini dirinci dan dijelaskan dengan gamblang atau
tidak dari pihak birokrat kepada orang tua / wali mahasiswa yang telah
dilaksanakan sebelum aktif kuliah. Akan tetapi kenaikan biaya ukt untuk
mahasiswa dirasa wajar karena pembangunan kampus yang memerlukan operasional
tidak sedikit. Sehingga dengan rincian yang jelas, prosedur dan legalitas yang
tertib, kenaikan ukt merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan kampus sehingga
dapat berjalan dengan sebagaimana mestinya.
Standart operasional kampus dibantu
dengan biaya ukt yang dibayarkan oleh orang tua mahasiswa. Mahasiswa sebagai
kaum yang ikut andil didalamnya merasakan betapa kenaikan biaya tersebut
menjadi beban tersendiri bagi keluarga sehingga ingin mengetahui kejelasan
mengenai hal ini. Beberapa cara yang sudah dilakukan dengan berbagai
pertimbangan yang mengharuskan keseimbangan dalam pendanaan dan pendidikan yang
mapan.
Berapa aksi yang dilakukan kaum
mahasiswa dengan tujuan untuk pihak rektorat menurunkan biaya ukt dengan
berbagai pertimbangan. Pernyataan tertulis dan berbagainya sudah dianalisis
sedemikian rupa sehingga semuanya menjadi layak untuk diangkat secara
struktural dan emosional. Legalitas kampus dengan kekuasaan birokrat sehingga
mempersulit upaya aksi yang dilakukan mahasiswa. Beberapa ancaman yang
dilakukan untuk memberikan efek jera kepada mahasiswa yang menjadi pucuk
pimpinan dilakukan oleh pihak kampus. Akankah berapa aksi dan berapa ancaman
yang akan terjadi ? sebagian hal ini menjadi argumen terbesit beberapa
mahasiswa dan dosen terkait permasalahan ini.
Mahasiswa banyak kritikan bahwa aksi
untuk penurunan ukt itu adalah hal yang sia – sia, akan tetapi kalau nanti
saatnya ukt turun dia juga turut bahagia bisa mengajukan penurunan. Banyak yang
melarang rokok akan tetapi pihak kemahasiswaan mengumumkan beasiswa PT Gudang
Garam dia ikut daftar. Sehingga mahasiswa sekarang itu kurang efektif dalam
membaca diri sendiri, sehingga kurang menjalin keseimbangan diri, output yang
dapat dikeluarkan hanya begitu saja hahaha. Lucu. Perlu disadari bahwa
kehidupan ini merupakan dinamika yang luas. Sudut pandang baik buruk ya
perspektif masing – masing. Kalau aksi jelek, dan dia yang menikmati hasil dari
suatu aksi itu baik semacam ini merupakan hal yang bodoh. Kacamata hakikatnya
kehidupan memang harus demikian, kalau semua aksi kampus mau apa ? kalau semua
diam saja ikut permainan hegemoni bikrokrat masyarakat bisa apa ? jadi bijaklah
menempatkan suatu pribadimu dalam lingkup yang luas ini. Perluas kacamata yang
menurut anda sudah luas, legowo dalam permasalahan dan berhati – hatilah dalam
mengeluarkan kata dari ucapakan anda. Kegaduhan bukan terbentuk dari pandangan
buruk, akan tetapi dapat terbentuk dari keinginan politik diri anda sendiri.
Dosen sebagai pembimbing dan orang tua
waktu dikampus, memberikan kecaman bahwa mahasiswa yang melakukan aksi
dikategorikan sebagai mahasiswa yang bandel, tidak taat, suka melawan, dan
penuh kemalasan. Berarti sempit bahwa mahasiswa yang tidak melakukan aksi dapat
dikategorikan mahasiswa penurut, baik, pintar dan lain sebagainya. Ini
merupakan upaya dalam melangsir dinamika birokrat kampus. Kebenaran sebagai
dosen merupakan hal yang wajar andaikata bersikap demikian. Akan tetapi
kebenaran itu hanya tunggal tidak bisa digunakan untuk semua kalangan
mahasiswa. Maka dari itu tidak ada yang benar, benar, benar yang hanya adalah
kesalahan yang belom diketahui saja. Pernyataan dosen yang demikian rentang
menimbulkan pertanyaan. Ini dari hati nurani ataukah supaya mahasiswa takut dan
dia dapat dipuji oleh birokrat terkait sehingga naik jabatan? Atau memang
supaya kedoknya tidak terborkar atau bagaimana? Lucunya pendapat yang keluar
dari masing – masing dosen tidak dilandasi dengan hati nurani akan tetapi takut
dengan aturan yang diberlakukan oleh pihak kampus dan mengancam posisinya
sebagai petinggi dijajaran birokrat. Dosen juga merupakan orang tua, dan ada
yang mempunyai anak yang sekarang duduk dikalangan mahasiswa. Mereka tidak berpikir
bagaimana susahnya mencari uang karena kebutuhan yang serba kecukupan
memberikan efek sedikit untuk memberikan fasilitas pendidikan bagi anaknya. Ya
ada kalanya berpikirlah sedikit, ikut merasakan bagaimana pahitnya mencari
sebutir nasi dijalanan, diterik matahari, disebuah keringat yang kening.
Perumusan ini tidak hanya penulisan secara amatir yang dilakukan, kajian sedikit demi sedikit diolah dengan berbagai isu yang ada, entah itu hanya rekaya ataukah fakta. Akan tetapi didalam berbagai unsur politik kampus. Andaikata solusi penurunan ukt tidak bisa diusahakan secara maksimal, beasiswa yang diberikan tidak seimbang dengan peradaban. Bukan hanya satu solusi instansi beasiswa yang diberikan dengan pengajuannya pesryaratan begitu melelahkan. Kerjasama dengan pihak beasiswa itu sangat mudah dilakukan oleh pihak seluruh kampus di Indonesia. Adapun beasiswa yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten setempat akan tetapi prosedur pengajuannya ada ketimbangan. Dari sini dapat dianalogikan bahwa pihak kampus hanya mendapatkan keuntungan. Dalam grafik tatanan, kenaikan ukt sebanding dengan kolektif beasiswa yang tidak tahu kejelasannya. Mudah sebenernya, mengatasi permasalahan ini. Hanya butuh keberanian untuk tidak memiliki keinginan nafsu kelompok saja sudah selesai. Dengan solusi grafik, kenaikan ukt sebanding dengan beasiswa yang ada dikampus serta sistematika pengajuan yang transparant.
Hakikat kehidupan kampus memang demikian, inilah bagian dari kehidupan yang sejati. “Lainsyakartum Laazidan nakum, wala inkafartum inna adzabi lazadid” yang artinya siapa yang bersyukur akan ditambahi nikmatnya, dan yang kurang bersyukur akan diberi kesulitan. Kurang lebih demikian terjemahannya menurut saya. Allah swt sudah mengatur seluruh biaya pendidikan bagi yang menempuh pendidikan, karena hakikat pendidikan itu adalah suatu perintah langsung dari Allah swt. Suatu perintah itu pasti akan ada yang menanggung atas keluh kesahnya. Jadi demikianlah hidup, masio lunyu kudu tetep menek artinya meski berat harus tetep menjalani kehidupan kurang lebih demikian.
Comments
Post a Comment