Penulis : Nova Alfian Hariyanto
Memiliki
berbagai keadaan secara harfiah dapat menyelaraskan akal dan pikiran. Beberapa
peristiwa penting dikehidupan masing-masing selalu memberi arti tersendiri,
pemaknaan yang singkat berlanjut, kemudian mengandung friksi sejarah. Memaknai
friksi atau memfriksikan makna yakni bentuk penghayatan manusia terhadap rasa
syukur dan meluasnya keilmuan akan kemesraan. Semakin lapang dadamu menerima
sebuah kesyukuran semoga Tuhan selalu memberi kenikmatan, bukankah Tuhan sudah menggunakan
bahasa yang mudah dipahami. Kolaborasi berbagai kaidah memang diciptakan dengan
esensi yang ada kesamaan dengan nuansa yang sedikit berbeda. Itulah
kompleksitas dinamika kehidupan, maka perlu adanya sudut pandang, resolusi
pandang, hakikat pandang, lingkar pandang, dan pandangan menyeluruh serta
menyelaras.
Kerangka
acuan yang merupakan sumber dari seluruh kehidupan ini ada yang diberikan
langsung oleh Tuhan ada yang dapat masing-masing menemukan dalam kehidupan
dengan menggunakan intentitas budaya. Menuju kelengkapan sebagaimana telah
disampaikan bahwa kita diciptakan untuk tahapan saling menuju, bukan tahapan
saling merepresentasikan hasil. Sehingga apa yang sekarang menjadi sebab dapat
menjadi akibat sebelum dan sesudahnya, begitupun akibat dapat menjadi sebab
sebelum dan sesudahnya.
Kalimat
faktual atau opini belaka memiliki kandungan yang dibutuhkan untuk membuat
sebuah dinamika. Artinya dalam membenar-salahkan argumentasi ada beberapa
nuansa. Akan tetapi lebih arif dan bijaksana apabila dalam suatu keadaan
menemukan kebenaran, kebahagiaan dan kesyukuran untuk memberikan informasi
bahwa semangat saling menuju itu masih terbuka bagi siapapun, dan alangkah
mesra bahwa kehidupan ini tidak ada yang saling memusuhi, mengalah-menangkan
bahkan saling membumihanguskan. Gambaran singkat sudah merupakan jarak pandang
mengenai "..untuk saling mengenal..." sebagaimana kebaikan atau
keburukan yang akan dicari didalam hidup ini karena orientasi moral dan muara
konteks didalamnya sangat berbeda antara keduanya.
Basis
komprehensif dalam kehidupan individu, masyarakat dan berbangsa sangat perlu
diperhatikan tata letak, tata ukur, tata ruang dan waktu. Merupakan hal wajar
ketika kemaslahatan masyarakat adalah keniscayaan bagi yang belom bisa menerima
sebuah kesepakatan. Kebersamaan menjadi rancu ketika mayoritas individu
mempunyai otoruter terhadap hak atas individu lainnya. Akan mbingungi
saat-saat saling.membutuhkan kehidupan dengan macam kesemu-semuan hidup.
Kerunyaman ini menjadi dasar bagaimana merumuskan suatu tatanan konsep ilmiah
untuk memperkecil ketidakwajaran yang telah disampaikan. Menjadi manusia memang
lebih dahulu harus dipahami secara budaya dan kontekstualnya.
Baca juga:
Comments
Post a Comment