Integritas Sebuah Media

         


Penulis : Nova Alfian Hariyanto

    Apa yang anda tuliskan disini sahabat? akan ada saatnya kita mencurahkan kata ini sebagai hal yang menjadi reaksi atas beberapa dinamika yang terjadi saat ini. Berapapun harga sebuah media hanya untuk menciptakan kekuasaan. Sebuah harga yang begitu murah sebagai sebuah media yang digunakan untuk menghegemoni rakyat. Untuk apa meneruskan tulisan ini yang tak akan menghasilkan respon dari media yang berlansung, karena engkau akan selalu dilemahkan dalam upaya mempertahankan kekuasaan mereka. Mencari sebuah kesetiaan dari peradaban memang menjadi tradisi dalam sebuah estetika. Akan tetapi menulis juga tidak boleh mengharapkan hasil, karena tulisan ini tidak didasari untuk mencari apapun sekalipun tidak untuk mencari kekuasaan. Hanya ingin mengingatkan para kaum penyemangat media di tanah air supaya menjadi kontrol terhadap pemerintah saat ini bukan menjadi anak buah dari suatu penguasa yang mempunyai kebijakan.

          Bagaimana menjadi sebuah progresif akan semua ini dengan berbagai sudut pandang yang semakin merancukan daya berpikir. Apakah bahan ini menjadi sebuah dasar untuk membekali, membenai dan memperbaiki semua ini. Semakin mendalam mengulas ini semakin tidak jelas, ambsurd. Apakah semua tentang keluhan yang akan tercurah didalam tulisan? Apakah hanya sebuah kenangan manis yang harus tertera? Apakah masalahmu yang harus selalu ada dalam tulisan? Lantas mengapa selalu memperdebatkan tanpa mencari sebuah solusi dan dijadikan suatu program berkelanjutan? Apakah program berkelanjutan itu dapat dikatakan bukan inovatif, kreatif, ataupun suatu gebrakan? Program inovatif, kreatif, atau gebrakan baru itu apasih menurut kalian? bolahkan program itu berkelanjutan atau setiap ganti kepengurusan harus ganti program, dan program lama sudah bisa dikatakan tidak inovatif, sudah usang digunakan, sudah tidak relevan? Atau bagaimana ? apa yang menurut kalian perlu didiskusikan ?

          Media memiliki banyak faktor didalam masyarakat Indonesia. Sekarang ini media sering disalahgunakan dengan berbagai bidang kehidupan. Media seharusnya sebagai pendukung aspirasi masyarakat dalam menjaga kestabilan program pemerintah yang berjalan. Integritas media perlu dipertanyakan, apakah ada yang memihak salah satu partai, penguasa, atau media digunakan untuk mencapai kekuasaan. Banyak media yang bertebaran pada tahun – tahun ini dan tidak akan pernah surut meski ada upaya dalam pembatasan media. Dia akan selalu bertambah seiring kebutuhan manusia dengan berbagai tujuan tertentu. Upaya penetralan media juga belom tentu bisa dilakukan oleh pemerintah, karena pemerintah bisa saja membuat sertifikat netral untuk suatu media dalam rangka menggunakan konten yang berperilaku atau berkonten baik untuk menginformasikan kepada masyarakat. Akan tetapi, ketika media mendukung atau mendeklarasikan diri mendukung suatu partai politik, penguasa, atau yang lain secara jelas, menjadi sebuah kerancuan karena media akan mengunggah perspektif yang baik terhadap partai politik atau penguasa. Dan tidak rentang juga merendahkan secara tidak langsung lawan partai politik atau penguasanya. Apakah media seperti ini menjadi konsumsi bagi diri kita?

       Apresiasi dari suatu negara demokrasi memang menjadi sebuah upaya dalam menghargai pendapat orang lain. Menata ruang publik di negara demokrasi belom bisa digunakan satu media yang berbasis teknologi untuk kebutuhan masyarakat. Karena kebebasan berpendapat merupakan hal yang wajar, maka satu media kurang memberikan solusi terbaik bagi negara kita. Bikrokrat negara ini memang memiliki dinamika yang sangat tinggi kualitasnya sehingga teori bagaimanapun mesti memiliki hambatan. Jadi media yang harus ada sekarang ini adalah media rasa dalam diri pribadi masing – masing. Baik buruknya informasi yang kita dapatkan harus memiliki upaya untuk bijaksana dalam bermasyarakat. Integritas media sekarang sangat rentang dan perlu dipertanyakan. Bijak media, mediakan rasa diri untuk bermedia.

        Semangat diri haruslah tertanam untuk membentuk, mencegah dan memperbaiki konstalasi yang sekarang berlangsung. Media membuat kita lupa akan segala ilmu yang telah ada, memudahkan jaringan dan menurunkan cara silaturahmi secara langsung. Secara kebudayaan harus bisa dinetral dengan berbagai integritas. Dinamika ini menjadi indah dengan engkau menungjang keseimbangan ilmu. 

Comments

Post a Comment